Pages

Tuesday, April 14, 2015

Cobaan Akbar Bagi Ummat Islam Menjelang Kedatangan Dajjal


Shoutussalam.com
Sifat-sifat Fitnah Duhaima’ Akhir Zaman
Fitnah Duhaima’ adalah salah satu dari tujuh Tanda-tanda Prakondisi Umum Sebelum Keluarnya Ad-Dajjal.
ثُمَّ فِتْنَةُ الدُّهَيْمَاءِ لَا تَدَعُ أَحَدًا مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِلَّا لَطَمَتْهُ لَطْمَةً فَإِذَا قِيلَ انْقَطَعَتْ تَمَادَتْ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا حَتَّى يَصِيرَ النَّاسُ إِلَى فُسْطَاطَيْنِ فُسْطَاطُ إِيمَانٍ لَا نِفَاقَ فِيهِ وَفُسْطَاطُ نِفَاقٍ لَا إِيمَانَ فِيهِ إِذَا كَانَ ذَاكُمْ فَانْتَظِرُوا الدَّجَّالَ مِنْ يَوْمِه أَوْ مِنْ غَدِه
Kemudian fitnah Duhaima` (hitam, gelap dan pekat) tidak menyisakan seorangpun dari ummat ini kecuali fitnah itu akan menamparnya dengan sebenar-benar tamparan. Ketika dikatakan “fitnah itu sudah selesai”, maka fitnah itu terus saja terjadi berkepanjangan. Di saat fitnah itu terjadi seseorang memasuki waktu pagi sebagai orang yang beriman, tetapi memasuki waktu sore sebagai orang kafir. Sampai manusia menjadi dua kelompok, kelompok iman yang tidak ada kemunafikan padanya dan kelompok munafik yang tiada iman padanya. Apabila seperti itu keadaan kalian maka kalian tunggulah Ad-Dajjal, pada hari itu atau esok harinya.” (HR Ahmad – Shahih)
Di dalam kitabnya Ensiklopedi Akhir Zaman, Dr Ahmad Muhammad Al-Mubayyadh menulis:
Berlangsungnya fitnah (duhaima’) sebagai persiapan menjelang kemunculan Ad-Dajjal. Pola kalimat pada atsar dan hadits menunjukkan bahwa fitnah ini masuk dalam kategori fitnah-fitnah yang bersifat global yang menerpa umat Islam. Dapat dikatakan fitnah ini paling mirip dengan fitnah Ad-Dajjal. Sudah dimaklumi bahwa tiada satupun fitnah yang terjadi di muka bumi ini kecuali merupakan prakondisi menjelang kemunculan Ad-Dajjal sekaligus fitnah terakhir dalam rangkaian fitnah-fitnah prakondisi ini adalah ad-duhaima’. Fitnah ini dianggap paling mirip dengan fitnah Ad-Dajjal karena pengaruh yang diakibatkan kepada ummat ini hampir sama dengan pengaruh fitnah Ad-Dajjal dan hampir sama pula sifat-sifatnya.
Hadits tersebut menyebutkan sifat-sifat terpenting dari fitnah ini, di antaranya adalah sebagai berikut:
(1) Fitnah yang bersifat umum
Fitnah ini menghantam seluruh kaum muslimin. Semua elemen kaum muslimin merasakan panas dari apinya. Sifat terpaannya yang menyeluruh dari fitnah ini disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لَا تَدَعُ أَحَدًا مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِلَّا لَطَمَتْهُ لَطْمَةً
“… tidak menyisakan seorangpun dari ummat ini kecuali fitnah itu akan menamparnya dengan sebenar-benar tamparan.”
(2) Fitnah yang senantiasa aktual dan lama berlangsungnya
Fitnah ini menerpa ummat Islam dalam rentang waktu yang lama sehingga tak dapat dibayangkan kapan berakhirnya. Bahkan setiap kali kedahsyatannya reda dan sebagian manusia sudah membayangkan fitnah ini akan segera berakhir, akan tetapi justeru datang yang lebih segar dan hangat. Sifat ini disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَإِذَا قِيلَ انْقَطَعَتْ تَمَادَتْ
“Ketika dikatakan “fitnah itu sudah selesai”, maka fitnah itu terus saja terjadi berkepanjangan.”
(3) Fitnah yang akurat, berpusat pada syahwat dan syubhat
Fitnah ini hitam dan gelap, di kelilingi setan manusia dan setan jin. Mereka bersarang dengan menggunakan semua tali-temali dan jerat-jerat setani pada setiap tangga eksploitasi syahwat dan penebaran syubhat. Inilah fitnah yang multi-dimensi pengaruhnya terhadap hati, bahkan sangat mempengaruhi cara pandangan dan reaksi sebagian besar manusia terhadap fakta-fakta di balik peristiwa. Pengaruhnya yang demikian dahsyat menjadi bukti yang menguatkan bahwa media informasi memiliki peranan yang signifikan ketika fitnah ini benar-benar sudah terjadi.
Tujuannya untuk menyihir hati dan mata manusia sehingga mereka melihat kebenaran sebagai kebatilan dan memandang kebatilan sebagai kebenaran. Inilah yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا
“Di saat fitnah itu terjadi seseorang memasuki waktu pagi sebagai orang yang beriman, tetapi memasuki waktu sore sebagai orang kafir.”
(4) Fitnah pengetaman, penyaringan dan pemisahan
Pelajaran yang dipetik dari redaksi hadits ini adalah fitnah ini tidak akan berakhir kecuali setelah mayoritas manusia yang lemah imannya diketam atau dipanen. Demikian juga dengan mereka yang ada keraguan di hatinya, sehingga tidak tersisa orang yang berhasil keluar darinya atau selamat dari pengaruh fitnah ini kecuali hanya sedikit dari kelompok yang memiliki keimanan. Fitnah yang menghantam bagi golongan kecil ini justru menambahkan keselamatan dan keikhlasan mereka kepada Allah. Mereka tetap teguh di medan tempur, karena mereka memang kelompok yang selalu berada di atas kebenaran. Demikianlah mereka menjadi istimewa dengan keyakinan, orientasi, sifat, dan perilakunya di antara orang-orang yag ada di sekitarnya.
Makna ini disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
حَتَّى يَصِيرَ النَّاسُ إِلَى فُسْطَاطَيْنِ فُسْطَاطُ
إِيمَانٍ لَا نِفَاقَ فِيهِ وَفُسْطَاطُ نِفَاقٍ لَا إِيمَانَ فِيهِ
“…Sampai manusia menjadi dua kelompok, kelompok iman yang tidak ada kemunafikan padanya dan kelompok munafik yang tiada iman padanya…”
Hadist ini mengisyaratkan bahwa sebelum fitnah duhaima berlangsung, tidak dapat dibedakan dan dipisahkan antara orang-orang beriman dengan orang-orang munafik, karena manusia berubah-ubah di antara dua keadaan ini (keimanan dan kemunafikan). Adapun sesudah fitnah duhaima’ berlangsung, terjadilah pemisahan dan pemurnian secara sempurna sehingga manusia menjadi dua kelompok:
Pertama adalah kelompok iman sejati dan murni, yang tidak didapati seorang munafik pun di dalamnya.
Kedua adalah kelompok munafik murni yang tidak ada iman di dalamnya.
Pemisahan seperti ini tidak mungkin terbayangkan kecuali apabila kedahsyatan fitnah yang terjadi mencapai tingkatan tertingginya. Inilah yang menjadikan sebagian besar dari manusia lebih memilih jalan kemunafikan murni, karena jalan yang mereka tempuh dikira akan dapat menjamin pemenuhan kebutuhan duniawi mereka yang selama ini mereka cari, yaitu sebelum terjadinya fitnah.
(5) Fitnah yang paling dekat dengan fitnah Ad-Dajjal, baik dalam sifat-sifatnya maupun waktunya
Fakta ini ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِذَا كَانَ ذَاكُمْ فَانْتَظِرُوا الدَّجَّالَ مِنْ يَوْمِه أَوْ مِنْ غَدِه
“Apabila seperti itu keadaan kalian maka kalian tunggulah Ad-Dajjal, pada hari itu atau esok harinya.”
Sudah dijelaskan dari paparan sebelumnya bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengaitkan antara zaman terjadinya fitnah ini dengan keluarnya Ad-Dajjal, kabar beliau ini dipandang dari sisi kronologisnya. Adapun dari sisi sifat dan karakternya, maka logika berpikir manusia pasti menyetujui keterkaitannya sebagaimana pola kalimat pada hadist tersebut. Sudah pasti terbayangkan bahwa fitnah yang paling dekat kejadiannya dengan fitnah Ad-Dajjal adalah fitnah yang paling mirip sifat-sifatnya dengan fitnah Ad-Dajjal!
Barangkali sifat terpenting dari fitnah Ad-Dajjal adalah dia memiliki kemampuan yang luar biasa, pengaruh yang menggentarkan, dan dominasi atas seluruh belahan dunia.
(Kitab Ensiklopedi Akhir Zaman, Penerbit Granada Mediatama, hlm. 528-531)
Wallahu’alambishawab…

0 comments:

Post a Comment